Home headline Sutradara Adisurya Abdy Ke Festival Film Asia Pasifik di Macau 2023

Sutradara Adisurya Abdy Ke Festival Film Asia Pasifik di Macau 2023

by Admin
whatsapp image 2023 11 28 at 14.42.49

Sutradara Adisurya Abdy berangkat ke Macau guna mengikuti acara Festival Film
Asia Pasifik (FFAP) yang berlangsung di negara kecil bagian dari Cina itu. Adisurya
nobatkan sebagai salah satu juri pada perhelatan ke 60 FFAP yang digelar dari 30
November- 2 Desember 2023.
“Saya sebagai juri sudah selesai menilai film-film yang mengikuti festifal FFAP
tahun ini dan saya sudah kirim ke panitia di sana. Jadi, nanti sampai di sana saya
tinggal mendiskusikan dengan juri lainnya,” kata Adisurya
Adisurya menjelaskan pada gelaran FFAP tahun 2023 ini ada sekitar 60 judul film
cerita, film pendek dan documenter dari 20 negara. Film-film Indonesia yang
diboyong ke FFAP Macau : KKN Desa Penari, Tegar, Autobiography, Saat/The
Moment, Land of Blessings.
Ketika ditanya sejauh mana peluang film-film dari Indonesia tersebut untuk
meraih gelar terbaik, Adisurya mengatakan bahwa untuk meraih pemenang ada,
tetapi film-film dari negara lainnya pun tak kalah bagusnya.
“Saya sangat terkejut ketika menonton film dari Vietnam. Bangunan dramanya
bagus sekali. Saya tidak mengira film asal negeri yang lebih muda usianya dari
Indonesia, juga dalam pruduksi film bisa memproduksi film yang cukup
fenomenal, khususnya yang berjudul Em Van Trinh. Kalau dari Srilanka ada
peluang untuk mendapat penghargaan berjudul Akeli,”kata Adisurya
Ada pun negara-negara yang ikut dalam FFAP di Macau :Indonesia, India,
Vietnam, Srilanka, China, Malaysia, Brunei, Nepal, Vietnam, Taiwan, Filipina,
Thailand, Korea Selatan, Iran, Macau, Hongkong, Mongolia, Saudi Arabia, Srilanka,
Kamboja, dan Laos.
Dikarenakan adanya pandemic covid, FFAP sempat vakum selama dua tahun
2021-2022. Sementara pada gelaran FFAP 2020 Indonesia meraih dua piala untuk
aktris Widyawati dan musisi Tya Subiyakto.”Reza Rahadian juga pernah tahun
sebelumnya. Semiga saja tahun ini Indonesia mendapatkan satu atau dua

piala,”kata Adisurya yang terbilang juga sering menjadi Panitia Pelaksana ketika
diselenggarakan di Indonesia.
Sejauh ini Adisurya melihat keberadaan FFAP memang pamornya menurun. Ini
disebabkan kemajuan teknologi informasi yang berbasis digital. Sehingga
informasi film –film dari luar negara kita itu mudah diakses. Di samping itu sudah
banyak juga festival-festtival sejenis.
“Memang FFAP ini tidak berbeda dari fastival film internasional lainnya. Tetapi
FFAP ini menjadi harapan artis dan sineas Indonesia dalam mendapat
penghargaan yang berskala internasional,”ujar Adisurya sambil mengingatkan
bahwa Indonesia salah satu negara yang ikut mendirikan gelaran FFAP ini.
Industri perfilman Indonesia sedang marak, ini adalah kesempatan bagi Indonesia
untuk ikut serta dalam setiap adanya event festival film internasional. “Menurut
saya pemerintah dan organisasi perfilman yang ada terus ikut mendorong
keikutsertaan itu,” ungkap Adisurya.
Adisurya agak enggan menjawab ketika ditanya apakah Indonesia akan menjadi
tuan rumah FFAP di tahun-tahun mendatang.”Saya kembalikan ini kepada
organisasi perfilman dan dukungan pemerintah. Ya, nantilah kita tunjukkan
pentingnya FFAP digelar di Indonesia kepada pemerintah,”sahut Adisurya,
akhirnya mau menjawab. (didang)

You may also like

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. Accept Read More