GARUT (20/6) – Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo menilai sepanjang pesisir selatan Jawa Barat, utamanya Garut bagian selatan punya potensi tambak yang bisa dioptimalkan untuk pengembangan usaha budidaya udang berkelanjutan. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja ke PT. Dewi Laut Aquaculture sebuah perusahaan tambak udang nasional, Jum’at (19/6).
Menteri Edhy yang juga didampingi Wakil Bupati Garut, Anggota DPR RI Haerudin dan sejumlah pejabat KKP dan pejabat daerah melakukan panen raya udang vaname di perusahaan tersebut.
“Pesisir Selatan Garut khususnya punya potensi lahan tambak yang cukup besar dan bisa dioptimalkan untuk budidaya udang. Ini tentunya bisa jadi sumber ekonomi bagi masyarakat, daerah dan juga nasional,” tutur Edhy.
Menteri Edhy menilai dari sisi prospek bisnis, budidaya udang jauh lebih menggiurkan dibanding usaha di sektor lain. Menurutnya, udang saat ini masih menjadi primadona ekspor dan sangat diandalkan untuk meraup devisa. Disamping itu, usaha budidaya udang juga memicu multiplier effect bagi penyerapan tenaga kerja dari masyarakat.
Menteri Edhy juga menegaskan bahwa KKP selalu siap memfasilitasi kebutuhan pelaku usaha guna memastikan bisnis udang nasional berjalan dengan baik. Ia juga mengapresiasi inovasi tekonologi budidaya udang yang dilakukan PT. Dewi Laut yang berhasil menggenjot produktivitas dengan optimal.
Menteri Edhy menambahkan dari hitungan target ekspor nilai sebesar 250% di tahun 2024, atau sebesar 1,29 juta ton, maka dalam lima tahun ke depan Indonesia harus mampu mengoptimalkan lahan tambak minimal 100.000 ha.
Dorong Budidaya Udang Berkelanjutan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam keterangannya mengatakan bahwa ke depan Pesisir Selatan Jawa akan menjadi sasaran pengembangan budidaya tambak khususnya udang. Menurut Slamet, pengembangan tersebut dengan memanfaatkan potensi lahan eksisting saat ini yakni melalui intensifikasi.
“Saya rasa di Pesisir Selatan Jawa, termasuk Garut hingga saat ini mulai bermunculan aktivitas budidaya udang. Ini tentu sangat menggembirakan dari sisi ekonomi. Cuman disini saya tekankan bahwa pengembangan tersebut dengan memanfaatkan lahan eksisting bukan alih fungsi”, ungkap Slamet memastikan.
Untuk mengendalikan hal tersebut, Slamet mengungkapkan bahwa KKP sudah menetapkan pedoman bagi pelaku usaha bagaimana mendorong pengelolaan budidaya secara berkelanjutan dan mendorong daerah untuk memberikan perlindungan kawasan melalui kebijakan penataan ruang.
“Secara legalitas, perizinan juga harus mengacu RTRW dan didalamnya sudah harus masuk pertimbangan mengenai kelestarian lingkungan dan lain lain. Intinya, budidaya udang ini dilakukan secara terukur, dan bertanggungjawab baik secara sosial maupun aspek lingkungannya. Kita tidak ingin mengulang kesalahan sama saat ambruknya udang windu akibat pengelolaan yang tidak terukur”, beber Slamet.
Untuk mempercepat pengembangan kawasan di daerah-daerah potensial, Slamet menyampaikan untuk tahap awal tahun ini KKP akan bangun percontohan budidaya udang berkelanjutan di lima daerah potensial antara lain di Aceh Timur, Sukamara, Lampung Selatan, Cilacap, Sukabumi dan Buol.
“Percontohan ini sebagai tahap awal, targetnya bisa diadopsi masyarakat dan secara langsung mampu menarik investor masuk”, imbuhnya.
Sementara itu General Manajer PT. Dewi Laut Aquaculture, Bobby Indra Gunawan, mengungkapkan bahwa perusahaan yang berdiri sejak tahun 2015 menilai Pesisir Selatan Garut masih steril dari sumber cemaran. Oleh karenanya sangat layak untuk budidaya udang. Disamping itu, dalam pengelolaan proses produksi budidaya, pihaknya selalu menerapkam good management practices, terutama bagaimana menjamin agar lingkungkan tetap terjaga dengan baik.
“Saat ini kami memiliki total luas lahan 10 ha, dengan luas lahan kolam budidaya kurang lebih seluas 4 Ha, sedangkan sisanya yakni kolam treatment dan IPAL. Saat ini produktvitas pada kisaran 40-45 ton/Ha dengan produksi per tahun mencapai 400 ton. Saya optimis, prospek udang ini sangat bagus ke depan”, ungkap Bobby.
“Selama masa pandemi COVID-19 pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan benar benar hadir, kondisi demikian kami rasakan ketika kami harus order sarana produksi seperti kapur dari Jawa Timur kemarin sempat mengalami kendala, namun dengan surat permohonan yang telah dikirimkan oleh KKP kepada gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 dapat memberikan kelancaran bagi proses produksi kami. Selain itu, kami juga berharap agar Pemerintah selalu memberikan kemudahan perijinan”, papar Boby.
Sebagai informasi, total panen udang vaname di PT Dewi Laut Aquaculture sebanyak 165 ton dengan masa pemeliharaan selama 105 hari, dengan ukuran 30 ekor per kilogram.
Dalam kesempatan sama, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menyatakan kesiapannya untuk mendorong potensi budidaya udang di selatan Garut. Helmi berharap KKP terus memberikan dukungan dan fasilitasinya bagi perekonomian masyarakat khususnya di Pesisir Selatan. (Rl/ DP)