Thursday, December 5, 2024

“Urban Humanity” yang digelar Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan*

Kenduri Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung” dimeriahkan dengan berbagai kegiatan antara lain; Pameran Lukisan – Seni Instalasi – Lomba Mewarnai & Melukis, sert Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang.

Sub-Kegiatan Lomba Melukis & Mewarnai bertema : “Waspada Sampah! dan Peduli Nasib Pemulung di Sekitar Kita!

Melibatkan siswa Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), sanggar seni anak-anak, dan lembaga lainnya.

Berpartisipasi mengedukasi anak-anak Indonesia melalui empat pilar budaya; Cinta Bersih, Cinta Sehat, Cinta Tertib (disiplin), dan Cinta Keindahan.

Mengingatkan tentang perlunya waspada terhadap bahaya sampah kimia, khususnya sampah plastik, dan terus melakukan pencegahan pencemaran lingkungan dimulai dari diri sendiri.

Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya penguatan mental kepribadian anak-anak Indonesia yang pro-aktif, kreatif, inovatif, produktif, dan berempati.

Sementara Lomba Fashion Show Busana Daur Ulang menciptakan kostum, menampilkan busana unik dan kreatif yang dikreasikan dari pengelolaan limbah; sampah produktif.

Mengajak generasi muda lebih kreatif memanfaatkan sampah produktif yang didaur ulang menjadi karya seni unik, menarik, dan bernilai ekonomi.

Melibatkan para pelajar STLP, SLTA, dan mahasiswa, serta masyarakat luas. Siswa Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), sanggar seni anak-anak, dan lembaga lainnya.

Mengingatkan tentang perlunya waspada terhadap bahaya sampah kimia, khususnya sampah plastik, dan terus melakukan pencegahan pencemaran lingkungan dimulai dari diri sendiri.

Selanjutnya Sub-Kegiatan Instalasi Seni, penciptaan karya seni instalasi berbasis urban humanity; praktik humanis yang orisinal. Merupakan titik temu antara humaniora, desain, dan studi perkotaan dengan sumber ide penciptaan kehidupan para pemulung binaan Yayasa Humaniora Rumah Kemanusiaan.

Instalasi Seni Urban Humanity merepresentasikan khasanah kehidupan para pemulung sehari-hari. Kondisi real tempat tinggal mereka di barak-barak, bedeng-bedeng, dan di kolong jembatan yang tak layak huni.

Mengkontruksi sejumlah benda milik pemulung seperti gerobak, karung, gancu, dan alat mencari rongsok (sampah) lainnya. Benda-benda ini dikonstruksi menjadi karya instalasi seni yang memiliki kesadaran makna.

Untuk pertama kali sebuah perhelatan seni yang melibatkan para awam, yaitu; pemulung dalam proses kreatif dengan pendekatan instalasi seni.

“Kenduri Urban Humanity – Refleksi Kehidupan Pemulung” juga diisi dengan berbagai pergelaran seni pertunjukan, baik, sastra (baca puisi), musik, tari, dan teater, dengan tema serupa : “Waspada Sampah! dan Peduli Nasib Pemulung di Sekitar Kita!.”

Dimeriahkan para artis film dan sinetron, penyanyi, musisi, selebritis, budayawan, politisi, pejabat, birokrat, dan para penggiat kemanusiaan.

Menampilkan para penggiat seni pelajar, dan mahasiswa, anggota Sanggar Humaniora, Grup Teater Alam Sinema, serta para penggiat seni budaya yang tergabung di Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara (FKPBN).

“Pergelaran seni ini diharapkan dapat menjadi rumah edukasi, kreasi, produksi, eksebisi, presentasi, apresiasi, dan rekreasi untuk anak bangsa, khususnya generasi muda,” terang I Gusti Made Ardikabudi, SE, yang bertindak sebagai Koordinator Bidang Fundraising & Donation di kepanitiaan acara ini.

PT. Yupi Indo Jelly Gum dukung acara pameran lukisan, seni instalasi, lomba mewarnai dan melukis, serta lomba fashion show busana daur ulang yang diselenggarakan Yayasan Humaniora Rumah Kemanusiaan.(*)

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles