Produser film Max Picture Ody Mulya Hidayat meyakini, bisnis film yang cukup baik di tahun 2019 akan berlanjut pada tahun 2020 ini. Hal itu dikatakan Ody karena melihat animo masyarakat Indonesia lebih menyukai film nasional dari pada film asing.” Penonton film di Indonesia masyoritas lebih menyukai film nasional. Sesekali mereka memang menyukai film asing, Amerika dalam hal ini, tapi tidak sebanyak mereka menyaksikan film nasional,” kata Ody Mulya.
Namun Ody juga tidak memungkiri film Amerika, beberapa judul yang tayang akan menyedot banyak jumlah penonton film di tanah air.”Tapi, persaingan ini tidak bisa dihindari. Bagi saya ini hal biasa dalam berbisnis, ya harus kita hadapi. Kan tidak mungkin juga menghindar. Karena penonton film juga punya hak untuk menyaksikan film bergenre dan berlatar cerita dari negeri lain,” papar Ody yang mantan pebisnis property dan pelaku perbankan sebelum terjun ke bisnis film.
Apa yang harus dilakukan? Menurut Ody cerita film harus lebih baik dan penggarapannya sejalan dengan keinginan selera penonton.”Memang tidak mudah keinginan selera orang banyak, tapi itu tantangannya. Kalau mudah gak ada tantangan dan tidak ada seninya. Ketika film kita banyak ditonton banyak orang apalagi mencapai box office, ada kebahagiaan lain, disamping mendapatkan keuntungan secara komersial,” aku Ody.
Di tahun 2020 ini, Max Picture dua pekan lalu menayangkan film Surat dari Kematian, dan pada 13 Februari mendatang akan menayangkan film Milea, Suara dari Dilan. Merupakan trilogi dari film Dilan 90 dan Dilan 91. Setelah itu, pada bulan April dan selanjutnya sederet judul film sedang dipersiapkan untuk tayang di sepanjang tahun 2020 ini.
“Mengenai genre atau jenis cerita, berdasarkan pengalaman saya hampir 20 tahun di film, masyarakat akan suka, asal ceritanya betul betul bagus dan kita bisa menggarapnya secara apik. Dan, satu hal tak bisa dihindarkan adalah promosi harus gencar,” kata Ody ketika ditanya soal genre yang disukai penonton film nasional.
“Horor oke, drama lebih oke, anak anak saya akan buat satu judul di tahun ini. Ya saya akan memunculkan film anak anak yang sangat unik, dan dari perspekif yang berbeda dari cerita dan.plot yang sering dituangkan di film anak anak yang sudah sudah,”tutur Ody.
Bicara lebih jauh soal.promosi yang aka dilakukan, Ody mengaku selalu mengestimasi cerita film yang diproduksinya untuk besaran biaya promosi.”Besarannya berapa, di mana saja promosinya dan seperti apa promosinya. Tentu saya sesuaikan dengan kondisi filmnya. Kalau ya, flm berbiaya sedang dan segmen penontonnya ke mana, promosi akan menyesuaikan,”kata Ody.
Meski begitu, Ody menuturkan, promosi besar besaran atau sedang sedang saja akan menjadi jaminan untuk datang tidaknya para penonton film.” Cerita bagus, bintang film terkenal, promosi besar besaran, semua lini promosi dikerahkan, penonton kurang berminat untuk ke bioskop. Ada dan pernah terjadi, saya alami dan produser lain alami. Kenapa bisa begitu? Di sanalah misteri yang menjadi tantangan,” jelas Ody lagi.
Kemungkinan pertama, lanjut Ody, penonton kurang menyukai ceritanya. Kedua, baru saja mereka digempur oleh film film yang cukup bagus, baik dari Amerika maupun film nasional.”Pengaruh lainnya yang terbesar cerita bagus penggarapannya dangkal. Aktor dan aktrisnya tidak cocok dipasang di cerita tersebut. Terakhir bisa jadi penggarapannya seperti sutradara, editing dan.musik kurang apik kemasannya. Membuat film itu kurang enak ditontonnya,”Ody menegaskan.
Beberapa tantangan itu tetap ada dan Ody takkan menghentikan langkahnya untuk terus menyuguhkan hiburan yang asyik dan memuaskan penonton film nasional. Berbagai genre dan cerita film tengah diproduksi oleh Max Picture.” Kami juga siap bekerjasama dengan pihak yang mau join production atau meminta kami untuk menshare pengalaman kami kepada mereka yang ingin terjun ke bisnis film. Di sini peluang masih oke, dan bisnis film punya masa depan yang cerah, karena Indonesia luas, jumlah penduduknya banyak, dan.potensi ekonominya juga sangat menjanjikan,” kata Ody menutup perbincangan. Didang Pradjasasmita