Di setiap bisnis harus ada penyegaran, termasuk juga dalam bisnis musik. Grup penyanyi Trio Macan dinyatakan ‘bubar’ sementara. Semua kegiatan mengatasnamakan Trio Macan di hold. Anggota Trio Macan Lya Emilia, Dara dan Chacha sudah mengakhiri kontrak kerjasamanya dengan label musik dan manajemen artis Pro Aktif.
“Kami sudah sepakat untuk tidak bekerjasama lagi, masa kontrak sudah selesai dan tidak ada persoalan apa- apa, kami putus kerjasama dengan cara baik- baik,” demikian dinyatakan Agy Sugiyanto CEO Pro Aktif yang selama ini menjadi yang mengelola kegiatan ketiga wanita cantik dan bersuara merdu. Dan, Pro Aktif sedang mempersiapkan generasi ke empat Trio Macan.
“Trio Macan generasi keempat sedang kami matangkan persiapan dan planingnya. Tentu akan berbeda, personil berbeda dengan tampilan berbeda juga,” tutur Agy, yang ditemui skalaekonomi.com di kantor Pro Aktif, di bilangan Cibubur, Jakarta Timur.
Kini, Agy beserta tim Pro Aktif sedang bekerja keras menyeleksi personil baru Trio Macan. Penelusuran atau talent scout dilakukan di kawasan Jawa Tengah hingga kota- kota di Jawa Timur.”Kami sedang memantau dan memilih tiga personil Trio Macan yang baru berdasarkan kriteria penampilan bagus, suara bagus dan tak kalau penting adalah attitude atau sikap hidupnya. Karena mengelola tiga perempuan dalam satu grup itu tidak mudah. Emosi, egois dan cepat merajuk itu sangat berat dihadapi. Terganggu saja emosinya, maka akan mempengaruhi perform mereka di pentas,” tutur Agy yang juga mengelola sejumlah artis perorangan mau pun grup band.
Ke depan, lanjut Agy, Trio Macan harus benar- benar tampil beda dari sebelumnya. Agy akan lebih mendekatkan Trio Macan baru dengan menggandeng sejumlah pencipta lagu ternama dan.musisi ternama.” Saya ingin Trio Macan tahun 2020 ini dekat dengan selera.mileneal. Saya pilih penyanyinya berusia 20 tahun ke bawah. Ada niat juga sih menggandeng salah satu pemyanyi dari Malaysia,” ujar Agy.
Bila menghitung waktu Trio Macan sudah memasuki usia 15 tahun. Agy dan timnya memulai memoles Trio Macan pada tahun 2005. Nama Trio Macan saat itu tergerek namanya melalui lagu SMS. Ciri khas selain suara, penampilan rada seksi.menjadi daya tarik penyuka.musik dangdut kala itu.
Trio Macan kian naik namanya ketika membawakan lagu Mahluk Tuhan Paling Seksi,.karya Ahmad Dhani. Lagu itu awalnya dipopulerkan oleh Mulan Jameela, yang kini jadi istri Ahmad Dhani, dan anggota DPR RI. Kemudian lagu Iwak Peyek pada tahun 2010 meledak, Trio Macan makin berkibar di pentas musik tanah air.”Mereka ini generasi ketiga hingga berakhirnya kontrak di akhir Desember 2019. Kenang kenangan terakhir mendapatkan Anugerah Dangdut Indosiar untuk kategori Grup Musik Wanita,” kata Agy.
Pebisnis musik yang sudah melintasi berbagai platform musik: kaset, vcd, DVD, dan era digital, Agy mahfum sekali harus terus mengikuti dinamika yang ada di masyarakat baik secara teknologi, warna lagu, personil dan juga promosi.” Saya belajar tidak pernah berhenti, otodidak, dan kadang ada masukan dari berbagai divisi usaha saya. Selain Trio Macan yang diperbarui dan rebranding, bisnis musik lainnya pun saya masuk. Sekarang ini eranya YouTube, saya.masuk ke sana.
Meskipun off air dan RBT masih saya tekuni,” kata Agy yang kini tidak kurang mengelola lima sampai enam chanel You Tube: di antaranya Pro Aktif, TA Pro, Bajul, dan chanel religi bersama Derry Sulaiman. Semuanya berkonten.musik. Dari dangdut, ska, raggae, pop, hingga musik tradisional Csmpursari.
“Ada.lagu baru yang saya publish melalui You Tube, ada lagu lama saya arransemen ulang, penyanyinya baru dan dibuatkan kembali klipnya, lalu saya tayangkan di You Tube. Alhamdulillah sambutannya bagus. Bahkan, ada satu chanel You Tube saya sudah mendapat subscribe 200 ribu. Bahkan, dalam waktu 34 menit sudah ada penambahan sekitar 22 subscriber,” kata Agy sembari memperlihatkan tayangan You Tubenya.
Bagi pebisnis seperti Agy, usaha apa pum kuncinya adalah kerja keras.menjaga dan merawatnya dan cerdik melihat pasar.” Musik di RBT dikatakan oleh sebagian orang akan tenggelam dan bahkan.musik Indonesia akan habis bisnisnya. Ternyata sampai sekarang Pro Aktif dan usaha saya di musik lainnya tetap jalan. Ada ruang ruang baru perlu dimanfaatkan seperti You Tube dan ada kemasan baru dvd dengan cara penampilan merchandise. Ada dvd, kaus, USB, gantungan kunci dan.pernik lainnya. Banyak peminatnya. Satu kemasan merchandise dihargai 500 ribu rupiah. Bayangkan laku dua ribu saja sudah bernilai satu miliar. Keuntungannya bisa separuh dari biaya produksi,” kata Agy menutup obrolannya. Didang Pradjasasmita.