Friday, January 17, 2025

Perempuan Hebat itu, ”Keumalahayati – Laskar Inong Balee”*

Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke 17, Gema Citra Nusantara (GCN) bersama Papatong Artspace menggelar teater musikal berjudul ”Keumalahayati – Laskar Inong Balee”.

Pentas musikal ini akan diselenggarakan secara terbuka untuk umum di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, pada 19 Maret 2022 dengan dua sesi pertunjukan yakni pada pukul
15.00 WIB – 17.00 WIB dan 19.00 WIB – 21.00 WIB

Keumalahayati adalah wanita Aceh pertama berpangkat Laksamana (Admiral) di Kesultanan Aceh Darussalam. Setelah suaminya Laksamana Zainal Abidin, wafat dalam sebuah perang di perairan Teluk Haru antara Portugis dengan Kesultanan Aceh Darussalam, Ia bertekad meneruskan perjuangan sang suami. Ia kemudian memimpin 100 kapal perang dan 2 ribu prajurit janda yang ditinggal gugur suaminya dalam perang.

“Kami mengangkat kisah hidup Keumalahayati bersama Laskar Inong Balee dengan berbasis seni tari dan musik tradisi Aceh dalam kemasan modern,” ungkap Mira Marina Arismunandar, Pemimpin GCN sekaligus Produser Eksekutif acara ini.

Pertunjukan ini, kata Mira juga merupakan sarana sosialisasi dan edukasi atas kisah perjuangan pahlawan nasional, dan terutama peran perempuan Indonesia dalam mempertahankan wilayah Aceh, bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia

“Penggarapan pentas melibatkan seniman tradisi Aceh, juga sejumlah nama tenar dari dunia seni Indonesia. Kami mempercayakan penyutradaraan panggung kepada Teuku Rifnu Wikana dan Krisna Aditya, dan sutradaralah yang memilih para pemain.” ujar Mira lagi.

Sebagai pemain, muncul nama Haikal (AFI), juga Teuku Rifnu Wikana, Junio Fernandez, Kamal Nasuti, Yan Wibisono, Irlanto dan Karissa Soerjanatamihardja anggota sanggar yang terpilih melalui proses casting oleh tim Sutradara dan pelatih vokal.
Peran Inong Balee dan penari dimainkan oleh anggota sanggar Gema Citra Nusantara dan ada beberapa peran lainnya dimainkan oleh para pakar seni dari Universitas Negeri Jakarta.

Di tengah itu, ada pula serangkaian nama berkualitas yang mendukung acara. Mereka antara lain: Marzuki Hasan, Nina Marthavia, Poppy Parisa (koreografi), Jufrizal, Asep Supriatna, Christ Eleazar, Loedet Tambunan (Penata Musik ), Helen Nanlohy (Pelatih Vokal), Irlanto (asisten Pelatih Vokal) Gema Sadatana (Penulis Skenario), Deray Setyadi (Penata Cahaya)

Pentas berbasis seni tari dan musik tradisi Aceh ini dirancang memuculkan tiga tarian khas Aceh yakni Tari Rapai Kipah, Ranup Lampuan, dan Rencong.

“Ketiganya merupakan tarian penting di Aceh, dan masing-masing punya makna berbeda. Tari Rencong misalnya, bercerita tentang semangat perempuan Aceh dalam memperjuangkan nilai hakiki kehidupan serta martabat dan keagungan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa,” jelas Mira.

Proses latihan sudah dilakukan sejak tiga bulan terakhir ini. “Kami lakukan di saat weekend, sementara latihan vokal dilakukan secara bergilir seminggu tiga kali, pada Senin, Rabu dan Jumat. Sehingga masing-masing pemeran bisa berlatih vokal langsung bersama coach!” jelas Mira.

Pentas ini, kata Mira diupayakan bisa menarik penonton kalangan milenial. “Agar anak-anak bisa melihat nilai-nilai positif dari sosok Laksamana Keumalahayati, yang sekaligus bisa menumbuhkan nilai cinta kebangsaan Dan pembentukan karakter.

Daring dan Film

Dalam upaya untuk menjangkau penonton yang lebih luas, Teater Musikal Keumalahayati selain digelar secara tatap muka di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki juga akan ditayangkan secara daring. Penayangan daring merupakan upaya GCN mengikuti transformasi digital dalam bidang seni pertunjukan.

“Pertunjukan secara daring akan dikemas dalam sebuah film yang akan ditayangkan di berbagai platform digital, dan kami akan melakukan pengambilan gambar pada 20 Maret 2022!” tutur Mira.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Kebudayaan DKI sangat mendukung terselenggaranya Teater Musikal Keumalahayati yang digarap oleh GCN ini.
Sebagai kota multikultural, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta sangat terbuka dan selalu ikut menjadi bagian yang mensupport suksesnya beragam pentas kesenian yang diselenggarakan di Jakarta.
Dukungan itu bukan semata, pada tema-tema khusus yang terkait dengan kehidupan Jakarta. Terbukti, dukungan kali ini diarahkan untuk pentas ”Keumalahayati – Laskar Inong Balee, yang berkisah tentang kepahlawanan perempuan dari Atjeh.

SINOPSIS

Kisah perjuangan Laksamana Keumalahayati dimulai dari sebuah perang di perairan Teluk Haru antara Portugis dengan Kesultanan Aceh Darussalam.

Peperangan ini mengakibatkan kematian suaminya sehingga Ia bertekad untuk meneruskan perjuangan sang suaminya.

Untuk memenuhi tujuannya, Laksamana Keumalahayati, meminta kepada Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil, Sultan Aceh (1589-1604), untuk membentuk armada Aceh yang kemudian disebut dengan Laskar Inong Balee.

Laskar Inong Balee tidak lain terdiri dari kurang lebih 100 kapal perang dan 2 (dua) ribu prajurit wanita janda yang ditinggal gugur suaminya dalam perang

Keumalahayati mendapatkan tugas sebagai Laksamana pemimpin Armada tersebut yang menjadikannya wanita Aceh pertama berpangkat Laksamana (Admiral) di Kesultanan Aceh Darussalam.

Teluk Lamreh Krueng Raya dijadikan sebagai pangkalan militernya dengan benteng Inong Balee di sekitarnya. Laksamana Keumalahayati bersama Laskar Inong Balee juga melindungi pelabuhan dagang Aceh dari Belanda yang dipimpin oleh Cornelis dan Frederick de Houtman.

Keberadaannya kemudian menimbulkan pertikaian yang membuat geram Sultan Aceh dan Laksamana Keumalahayati. Dengan kegigihannya, Laksamana Keumalahayati berhasil membunuh Cornelis de Houtman dan menangkap Frederick de Houtman.

Oleh karena itu, Laksamana Keumalahayati dikenal sebagai salah satu pemimpin wanita terbaik di dunia.

Tentang Gema Citra Nusantara

Gema Citra Nusantara (“GCN”) adalah sanggar tari nirlaba yang berdiri pada tanggal 5 Desember 2004. GCN memiliki tujuan meningkatkan minat dan rasa cinta generasi muda pada kesenian dan budaya tradisi Indonesia sehingga generasi muda dapat mengenal, melestarikan, dan bahkan mengembangkan seni tari dan musik tradisional Indonesia. GCN memegang teguh visinya untuk menjadikan anggota sebagai individu yang berbudaya

Kegiatan yang dilakukan sanggar tari GCN adalah Program Galang Budaya Nusantara, yaitu pelatihan seni tari dan musik tradisi rutin bagi anggota secara sosial, program intensif misi budaya, ikut serta dalam kompetisi menari di dalam dan di luar negeri, menyelenggarakan pertunjukkan tari, serta mengadakan pemantapan karya seni tari dan musik tradisional langsung kepada akarnya.

GCN beranggotakan lebih dari 200 penari yang terdiri dari masyarakat umum, komunitas Gubug IPPA Rawamalang Cilincing, Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI) dan institusi pendidikan, seperti SD & SMA Cenderawasih, SD & SMP Islam Al-Ikhlas Cipete, SMAN 24 Jakarta, SMP & SMA Garuda Cendikia, SMP & SMA Al Izhar Pondok Labu, SMAN 70 Jakarta, dan SMP Labschool Kebayoran Jakarta.

GCN beserta anak didiknya telah membawa harum nama bangsa Indonesia di mata dunia dan berprestasi pula di dalam negeri.

Keberadaan sanggar tari GCN telah terdaftar di Dinas Kebudayan DKI Jakarta di bawah asuhan Ibu Mira Marina Arismunandar.

Tentang Papatong Artspace

Diambil dari Bahasa Sunda yang artinya capung, sebuah simbol kebijaksanaan, transformasi dan kemampuan beradaptasi dalam hidup.

Capung merupakan hewan yang dapat dijadikan indikasi adanya air bersih, dimana ada capung disitu ada air bersih tanpa pencemaran dan menjaga keseimbangan alam.

Papatong Artspace didirikan oleh Yeni Fatmawati pada tahun 2020, sebagai ruang berekspresi dalam dunia Seni dengan seimbang dan memberikan manfaat bagi orang lain. Selain itu juga diharapkan bisa menjadi wadah bagi kegiatan yang berfokus pada seni bagi seniman dan masyarakat secara keseluruhan.

Karya Papatong Artspace

• Pameran tunggal berjudul “Mozaic Kehidupan” di rumah Budaya Tembi, Bantul, Yogyakarta pada bulan Januari 2020;

• Menerbitkan buku antologi puisi bersama 49 penyair, “Kepak Sayap waktu” Januari 2020,

• International Exhibition Message from The West Java to The Word : ‘Facing the New Normal in Art and Culture’

• Papatong Award #AnugerahPuisiBumi 2021

• Eksistensi Bumi dan Pelestarian Lingkungan, Jakarta Januari 2021

• Penanaman 1000 pohon Papatong Award #AnugerahPuisiBumi 2021, Cisanti, December 2021

Penerus Laksamana Keumalahayati

GCN – Papatong Artspace didukung okeh TNI Angkatan Laut dalam mensosialisasikan peran Laksamana Keumalahayati kepada masyarakat luas.
Saat ini Indonesia memiliki banyak generasi penerus Laksamana Keumalahayati, salah satunya adalah Laksamana Muda TNI DR. Wiwin Dwi Handayani.(Nn)

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles