Thursday, January 16, 2025

Melalui Film, Musik dan Media Membangun Motivasi Masyarakat Secara Inklusif

SKALAEKONOMI.COM. CIKINI. Institut Kesenian Jakarta (IKJ) bekerjasama dengan Komunitas Cinta Film Indonesia (KCFI) dan Inklusi Film Indonesia, mengadakan kegiatan Seni untuk membangun Motivasi secara Inklusi ( Film, Musik dan Media) Bagian Kedua yang dilaksanakan di IKJ, Jalan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu dan Kamis18-19 September 2024.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ( PKM ) ini difasilitasi oleh Direktorat perfilman, Musik, dan Media, Kemendibudristek ini diselenggarakan dengan Webinar hybrid daring dan luring untuk kedua kalinya. Acara yang sama pertama digelar tahun 2023, dengan tema dan materi yang berbeda.

Kegiatan PKM ini dibuka oleh Pamong Budaya Marliana Yulianti yang. mewakili Direktur Perfilman, Musik dan Media Ahmad Mahendra.

Narasumber  oleh para Dosen tetap IKJ. Materi yang disampaikan adalah semua bidang seni, yang mencakup bidang Seni Rupa, Film, dan Televisi; Seni Pertunjukan. Kegiatan akademik Pengabdian Kepada Masyarakat dengan bertujuan membangun masyarakat inklusif melalui film, musik, media, dan seni lainnya. 

Masyarakat secara inklusif membutuhkan perasaan memiliki dan dimiliki, rasa aman, dan rasa berarti bagi orang lain, membangun hubungan dan membangun keterlibatan dengan berpartisipasi, berkontribusi, bertanggung jawab, dan bekerja sama tanpa diskriminasi. 

“Institut Kesenian Jakarta (IKJ)  sangat memperhatikan konsep inklusi bahwa seni, baik sebagai disiplin ilmu maupun praktiknya, dapat membantu masyarakat,untuk meningkatkan rasa berarti dan kebahagiaan secara sosial, ekonomi, dan individu, setiap orang berhak atas akses dan penggunaan seni, ” kata Dr.Indah Tjahyawulan, M.Sn Rektor IKJ pada saat membuka kegiatan tersebut.

Ketua Komnas Nasional Disabilitas ( KND) Dr. Dante Rigmalia, M.Pd mengatakan, kegiatan ini sangat baik unruk dilanjutkan Inklusi Film Indonesia bekerjasama dengan IKJ, untuk menunjukkan penghargaan kepada masyarakat yang memiliki kebutuhan khusus, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.

Sebagai narasumber Ada sutradara Riri Reza MA, Nan T Achnas, P.hD
Dr. Rina Harahap,M.Sn, Dr. Armantono,M.Sn,
Subagio,M.Sn, Dr. Suzen H R  Lumban Tobing,S.Sn, M.Hum,Bintang Doeana, M.Sn.
Dr. Iwan Gunawan, S.Sn, M.Si,9Dr. Sri Fariyanti Pane, M.Sn, Anusirwan, M.Sn, Zamilia, S.Sn, M.Si,Dr. Tri Aru Wiratno, S.Sn, M.Si, Subadi, M.Sn, Dr.Dra. Ika Yuni Purnama, M.Hum,
Edi Susanto, M.Sn,Cerman Simamora, M.Sn,
Arryadianta, M.Sn,Lili Wijayanti, M.Sn Boedhatmaka Darsono, M.Sn,Walid S. Basmalah, M.Sn,Hanny Herlina, M. Sn, Rasuardie, S.E, M.Sn,Anda Muhlisiun, M. Sn,
Teuku Syahnureza, M. Sn ,Tri Wahyuni Hidayati,M.Sn.

 Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini di pandu oleh Budi Sumarno yang juga sebagai founder Inklusi Film Indonesia.

“Materi yang sudah mulai merujuk kepada bagaimana membangun ruang dan kegiatan berkesenian yang inklusif ini diikuti dari berbagai masyarakat umum, akademisi, siswa, mahasiswa, guru, serta disabilitas dan komunitas dari berbagai daerah, seperti Banda Aceh, Manado, Bali, Lumajang, Cimahi, Gorontalo , Bandung, dan Solo dan banyak lagi, bahkan dari Komunitas Cinta Film Indonesia di New York,” kata Budi Sumarno.

Sebagai pengabdian kepada masyarakat, kegiatan ini di peruntukkan bagi Masyarakat umum secara inklusif yang tertarik terhadap bidang seni.

“Membangun ruang Seni yang inklusif tidak akan terjadi tanpa ada turut campur pemerintah sebagai stakeholder yang mensupport kebijakan. Berikan ruang, akses, kesetaraan tanpa diskriminatif, bukan belas kasihan”,ungkap Budi Sumarno. (Didang)

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles