Friday, January 17, 2025

SOKSI Cerminkan Ormas Kebangsaan dengan Berziarah ke Makam Pendiri

Ziarah bersama ke makam keluarga Pendiri Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Prof Suhardiman, di Evergreen, Puncak, Bogor pada tanggal 14 Juli 2023, bertepatan dengan peringatan 2 tahun meninggalnya Ketua Dewan Pembina SOKSI, Satrio Hadiwibowo Suhardiman (Bobby Suhardiman). Acara ”tabur-bunga” kepada putera pertama almarhum Prof. Suhardiman tersebut dilakukan oleh sejumlah tokoh dan kader SOKSI lintas generasi, lintas etnis dan lintas agama. Hal ini membuktikan bahwa SOKSI merupakan organisasi massa berbasis Kebangsaan.Dihadiri sekitar 30-an orang yang mewakili unsur pengurus/kader SOKSI dan beberapa sahabat Mas Bobby, demikian ia sering disapa oleh koleganya.

Di antara yang hadir nampak: Ketua Dewan Kehormatan/Mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, Wakil-wakil Ketua Dewan Pembina, Jimmy B. Haryanto, Rudy Sanyoto, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan SOKSI ibu Endang Syarwan Hamid, Sekretaris Dewan Pakar Hery Wihasnanto, Hamka Yandhu, Robinson Napitupulu, Robert Sinaga, James Marpaung, Bobby Napitupulu dan Ketua Depinas SOKSI Dr. Dina Hidayana serta beberapa aktivis SOKSI lainnya. 

Kehadiran sosok senior SOKSI seperti, Oetojo Oesman (88 tahun) pada acara ziarah ke makam Prof Suhardiman dan Bobby Suhardiman yang jauh lebih junior memberikan ”keteladanan” yang patut dicontoh bagi generasi sekarang dan generasi milenial di SOKSI dan GOLKAR.

Bahwa urusan penghargaan dan penghormatan terhadap individu yang telah berjasa bagi Bangsa perlu terus dilestarikan, bahkan ditumbuh-kembangkan secara konsisten, tanpa mengenal perbedaan generasi antara yang tua ataupun yang muda.Dr. Dina Hidayana, mewakili unsur kader muda Cendekiawan, tidak menampik agenda ziarah kali ini sebagai perjalanan religi yang bernuansa politis strategis.

Dina sepakat tidak satupun negara yang maju mengabaikan sejarah dan peran strategis tokoh-tokoh Bangsa yang telah berjasa bagi kemajuan negerinya. Konflik organisasi memiliki peran ganda, menstimulus kinerja di satu sisi, namun juga berpotensi menihilkan ikhtiar akibat dampak ataupun kelelahan bertikai di sisi sebaliknya. 

Pada kesempatan tersebut, Oetojo Oesman yang juga Wakil Ketua Dewan kehormatan Partai Golkar menguraikan tiga (3) peran penting Prof Suhardiman. Pertama, Mendirikan SOKSI pada 20 Mei 1960. Nama Prof. Suhardiman tertera dalam mukadimah anggaran dasar SOKSI sebagai satu-satunya Pendiri SOKSI. Kedua, SOKSI mempunyai doktrin Karyawanisme.

Istilah KARYA tersebut dicetuskan pertama kali oleh Prof. Suhardiman.

Menurutnya, dalam berkarya kita harus berorientasi pada hasil. Kita tidak dapat meraih keberhasilan dalam pengabdian pada masyarakat, Bangsa dan Negara kalau hanya dengan kerja keras. Akan tetapi kerja keras yang berorientasi pada hasil atau result oriented. Ketiga, SOKSI di bawah kepemimpinan Prof. Suhardiman bersama KOSGORO dan  MKGR adalah Ormas Pendiri GOLKAR (Golongan KARYA).

Hubungan SOKSI dengan GOLKAR (yang didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964), bersifat NEO GENETIK SIMBIOSE MUTUALISTIS. Artinya GOLKAR dilahirkan mempunyai Genetik SOKSI, selain genetik KOSGORO dan MKGR. Maka ketika GOLKAR menjadi Partai besar yang moderen dan diperhitungkan saat ini, perlu tetap menjaga hubungan baik yang telah ada dan ikut-serta membesarkan SOKSI.

Divsisi lain, SOKSI yang didirikan oleh Prof. Suhardiman pada 20 Mei 1960, berhasil mengusahakan agar organisasi ini mempunyai hubungan khusus dengan TNI–AD yang kemudian diresmikan pada tahun 1964 oleh Menteri/Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahmad Yani, saat beliau memegang tampuk pimpinan Angkatan Darat periode 23 Juni 1962 – 30 September 1965.

Hal mana dinyatakan bahwa SOKSI manunggal dengan doktrin TRI UBAYA CAKTI.  Sosok almarhum Prof. Suhardiman juga dikenal sebagai ”dukun” politik. Dukun yang dimaksudkan beliau adalah duduk, tekun dan merenung. Melalui intuisinya yang sangat tajam dalam menginterpretasi dan memprediksi kondisi sosial politik bangsa serta suksesi kepemimpinan nasional dari masa ke masa.

Salah satu kepiawaian politiknya ditunjukkan pada waktu menerawang Satrio Piningit akan segera muncul untuk memimpin Indonesia menuju ke kejayaannya. Hal tersebut dibuktikan dengan keterpilihan Joko Widodo sebagai Presiden RI ke-7. Sementara Bobby Suhardiman yang pernah beberapa periode menjadi Anggota DPR-RI. Telah dikenal Pak Oetoyo sejak berumur kurang dari 10 tahun.

Bobby Suhardiman diakuinya sebagai Pelobi politik handal yang berjasa besar ikut membesarkan SOKSI. Almarhum juga dikenal merupakan sosok sederhana, cerdas, hangat bersahabat dengan siapapun tanpa memandang status sosial serta sangat peduli pada kemajuan kader dan organisasi SOKSI.Bobby Suhardiman sesaat sebelum wafatnya sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina SOKSI.

Sebelumnya menjadi Plt. Ketua Umum SOKSI, yang telah sukses menyelenggarakan MUNAS X SOKSI Tahun 2020. Pada MUNAS tersebut  hadir Ketua Umum Partai GOLKAR Arlangga Hartarto beserta jajaran lengkap DPP Partai Golkar dan pimpinan Hasta Karya serta perwakilan kader pemilik hak suara dari seluruh penjuru nusantara dan berhasil mengantarkan Ahmadi Noor Supit sebagai Ketua Umum Depinas SOKSI 2020-2025 sebagai kelanjutan estafet Ade Komarudin.Pada kesempatan tersebut, Jimmy B. Haryanto menyampaikan bahwa kegiatan ini dilakukan untuk mengenang jasa pendahulu Bangsa yang sangat berperan bagi SOKSI, GOLKAR dan kemajuan Indonesia. Sekaligus sebagai ajang silaturahmi antar kader.

Tidak ada fakta hari ini yang lepas dari peran tokoh dan pejuang masa lalu. Sementara itu Rudy Sanyoto menyampaikan bahwa sudah sewajarnya SOKSI diperankan dan memerankan diri sebagai bagian strategis dari kemenangan GOLKAR dan perjuangan mencapai kejayaan masa depan Bangsa.

Sementara Endang Syarwan Hamid, yang juga Wakil Ketua Dewan Pakar Partai Golkar menegaskan tidak ada keraguan bagi SOKSI untuk terus kompak bersama Partai Golkar bersama ormas pendiri lainnya guna bersama-sama menorehkan catatan sejarah positif bagi kemajuan Bangsa.

Dilain pihak, Robinson Napitupulu selaku senior SOKSI menganggap seluruh dinamika yang ada pada SOKSI dan Partai GOLKAR saat ini merupakan kekhasan organisasi moderen dan tidak mengkultuskan individu tertentu. Tugas senior adalah merajut potensi dari individu kader agar bermanfaat bagi organisasi dan Bangsa ke depannya. (rs)

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles