Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada WNI yang terjangkit virus cacar monyet atau Monkeypox. Namun dilaporkan masyarakat Indonesia yang pernah diduga terjangkit virus cacar monyet ini sejumlah 17 orang dan telah dilakukan pemeriksaan dengan hasil negatif cacar monyet.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengungkapkan status 17 masyarakat Indonesia yang diduga terjangkit virus cacar monyet dinyatakan discarded.
“17 orang semuanya suspek, begitu di cek PCR hasilnya negatif, jadi 17 itu statusnya discarded” Ujar Syahril di Jakarta, Rabu (10/08).
Warga yang diduga terjangkit virus cacar monyet karena disebut memiliki gejala klinis seperti demam, ruam kulit, hingga muncul vesikel pada bagian tangan dan kaki.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan untuk mengantisipasi adanya virus cacar monyet ini. Pemerintah juga sedang mencari vaksin untuk melawan virus cacar monyet tersebut dan menargetkan untuk mendatangkan obat antivirus tersebut masuk ke Indonesia dalam waktu seminggu ini.
“Insya allah minggu depan siap, jadi kita sudah siap” Ujar Budi
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypoxyang pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukannya wabah penyakit mirip cacar pada koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian dan menyebabkan penyakit yang disebut cacar monyet atau monkeypox. Kasus pertama cacar monyet yang menginfeksi manusia ditemukan pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Sejak kasus pertama, cacar monyet dilaporkan menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya. Ketika manusia terinfeksi, masa inkubasinya setidaknya 6 hingga 21 hari dengan gejala seperti sakit kepala, pembesaran kelenjar getah bening, nyeri otot, sakit punggung, demam, tubuh melemah, dan lesi cacar.
Adapun beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjangkitnya virus cacar monyet, yang meliputi:
- Menghindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus
- Menghindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.
- Memisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.
- Cuci tangan dengan baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.
- Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi
- Jika memasak daging, lakukan dengan benar dan matang
Nama Penulis : Dewi Amalia Marina
Prodi/Kampus : Kesehatan Masyarakat/Universitas Indonesia