Sunday, May 18, 2025

Hari Film Nasional dan Peran Penting Pusat Perfilman Usmar Ismail

SKALAEKONOMI.COM. Rangkaian acara memperingati Hari Film digelar pada tanggal 14,15, dan 16 April, di Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan Jakarta.

Menurut keterangan Ketua umum Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Sonny Pudjisasono, dalam memeriahkan Hari Film pada tanggal 14 April insan film yang tergabung di Karyawan Film dan Televisi (KFT), menggelar acara Hari Film yang dikaitkan dengan HUT ke 61 KFT.

Dilanjutkan pada hari berikutnya, 15 April digelar acara Halal Bi Halal sekaligus ajang memperingati Hari Film.
“Kami mengundang dan berbincang dengan para tokoh perfilman, pejabat pemerintah terkait, dan organisasi perfilman. Kami juga memberi penghargaan kepada keluarga aktor dan aktris film semacam Lifetime Achievement,” jelas Sonny.

Pada Rabu,16 April digelar acara hiburan yang meriah, dipadukan acara Hari Film dan Hari Musik.

Acara yang digelar di Sinema Hall Pusat Perfilman H Usmar Ismail dikolaborasikan dengan Anniversary Radio Streaming
Kemeriahan ada Kontes Pemyanyi Karaoke, ada pentas Musik Sinema, dari berbagai genre musik Pop hingga Kroncong, dan kehadiran penyanyi Vonny Sumlang serta pemyanyi lainnya.

Pada kesempatan itu, Sonny Pudjisasono, yang kerap juga dipanggil Qdemank, mengutarakan akan digelarnya puncak peringatan Hari Film bersamaab dengan Hari Jadi Kota Jakarta, pada Juni mendatang.

Pada hari itu akan ada kolaborasi antara antara YPPHUI dengan Pemda DKI Jakarta, berkaitan dengan kesejarahan berdirinya Komplek Pusat Perfilman H.Usmar Ismail.

Atas inisiatif Gubernur Ali Sadikin di tahun 1971 yang ingin mengumpulkan organisasi perfilman dalam satu komplek.

Pusat Perfilman H. Usmar Ismail yang dikelola secara mandiri olehYayasan itu sejak tahun 1978 tidak pernah menerima selembar rupiah pun dari pemerintah, baik pusat maupun Pemda DKI Jakarta.

“Bersama kami di sini ada PPFI. PARFI, GPBSI, Perfiki, PWI Seksi Film, dan Sinematek. Dan, organisasi itu tidak kami tarik iuran apa pun. Sebagai pengelola ya, kami upayakan sendiri perawatan dan pembiayaan,'”kata Sonny.

Gedung yang terdiri lima lantai itu tersimpan dokumentasi film film sejak awal produksi film di jaman Belanda hingga sekarang.

Di lantai dasar dokumentasi film dalam bentuk gulungan rol film berupa negatif film dirawat dengan rapi. Ribuan judul film berbagai genre.

Lantai lima perpustakaan berupa majalah,buku, koran, dan arsip lainnya mengenai catatan sejarah perjalanan film nasional.

Maka, selain sebagai tempat berkumpul dan berkreasinya insan perfilman Gedung Pusat Perfilman H. Usmar Ismail sudah sewajarnya bertransformasi menjadi Musium Perfilman Nasional.

“Karena eksistensi gedung film ini tidak bisa dilepaskan dari nilai kesejarahan dan fungsinya sebagai pusat organisasi dan kreasi insan perfilman Indonesia,”jelas Sonny Pudjosasono yang akan menggelar Melawan Lupa 54 Tahun Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. (Di)

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles