HaloPuan, lembaga sosial Ketua DPR RI Puan Maharani, mengunjungi pesantren untuk anak-anak difabilitas di Depok, Jawa Barat, pada Jumat 22 April 2022. Kunjungan ini menjadi kegiatan HaloPuan di bulan suci Ramadhan saat Gerakan Melawan Stunting diliburkan sementara waktu.
Pesantren anak-anak difabilitas yang dikunjungi adalah YPLB Nusantara di Depok, Jawa Barat. Berdirinya pesantren sekaligus panti ini diawali oleh pengalaman pribadi pendirinya, Sujono.
Sepulang kerja, Sujono menyaksikan seorang anak down syndrome sedang mengais makanan di tempat sampah. Menurutnya, dia bisa saja membiarkan anak itu dan meninggalkannya, seperti yang dilakukan banyak orang. Tapi, mata hatinya mendorongnya untuk menolong si anak dari kondisi mengenaskan itu.
Setelah Sujono mengganti pakaian si anak dan memberinya makanan yang layak serta tempat tinggal sementara, ternyata tak ada orang tua yang mencari anak itu. Orang-orang di sekitar situ juga mengaku tak pernah mengenal anak itu. Jadilah Sujono merawat anak itu di sebuah rumah kontrakan.
“Dalam perjalanannya kemudian malah banyak orang yang terus mengirim anak-anak berkebutuhan khusus ke saya,” kata Sujono bercerita kepada tim HaloPuan.
Pada akhirnya, Sujono merasa ini pilihan hidupnya: merawat dan mendidik anak-anak difabilitas. Dia pun memutuskan untuk berhenti bekerja dan bahkan menjual rumahnya. Sujono kemudian membeli sebidang tanah di kawasan Beji, Depok, dan mendirikan Pesanten Yayasan Pendidikan Luar Biasa (YPLP) Nusantara pada 1989.
Kini, YPLB Nusantara menampung, merawat, dan mendidik sekitar 107 anak difabilitas sementara 30 anak difabilitas lainnya menjalani pendidikan secara pulang-pergi. Anak-anak di YPLB Nusantara memiliki kebutuhan khusus yang bermacam-macam, mulai dari netra, tuli, down syndrome, grahita, daksa, hiperaktif, cerebral palsy, dan autis. Mereka, menurut Sujono, sebagian besarnya ditinggalkan begitu saja oleh orang tua mereka. Hanya sedikit yang masih dikunjungi oleh orang tua.
YPLB Nusantara memiliki 36 staf pendidik dan pelatih. Menurut Sujono, anak-anak difabilitas di pesantrennya terbagi dalam tiga kategori sesuai tingkat kebutuhan mereka, yakni mampu-rawat, mampu-latih, dan mampu-didik. “Kunci mendidik mereka adalah kesabaran dan kasih sayang, serta tentu saja doa kepada Tuhan Yang Maha Pengasih,” kata Sujono.
Sementara itu, relawan HaloPuan, Irman Abdurrahman, mengatakan kedatangan mereka untuk berbagi bersama anak-anak berkebutuhan khusus. “Terima kasih kepada Pak Sujono, dan teman-teman di YPLB Nusantara, yang telah memberi kami kesempatan untuk melihat realitas lain dari kehidupan ini,” katanya.
Kunjungan HaloPuan disambut oleh senandung salawat oleh kelompok Marawis santri difabilitas YPLB Nusantara. Selain berbuka puasa bersama, HaloPuan juga memberikan bantuan berupa bahan-bahan kebutuhan pokok.
Berbuka puasa bersama anak yatim-piatu
Pada Sabtu, 23 April 2022, HaloPuan kembali berbuka puasa bersama anak-anak di halaman kantor HaloPuan di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Kali ini adalah anak-anak yatim-piatu dari sejumlah yayasan dan panti di seputar Jakarta.
Acara berbuka puasa bersama 100 anak-anak yatim-piatu itu diadakan berkat kerjasama HaloPuan dengan MSA (Modest, Social, Action) Community dan Swoosh Coffee. Acara itu diisi oleh dongeng yang disampaikan oleh Kak Valen dan ceramah agama oleh Ustaz Yopi.
Selepas berbuka puasa, anak-anak yatim-piatu memperoleh hadiah dari kuis yang disampaikan serta bingkisan bahan-bahan kebutuhan pokok. Koordinator HaloPuan, Poppy Astari, menyampaikan terima kasih kepada anak-anak yatim-piatu yang telah memberi kesempatan kepada HaloPuan untuk berbagi kebahagian di bulan Ramadhan. (KD)