Tuesday, January 21, 2025

575.000 SAPI AUSTRALIA, BEBAS BEA MASUK

Isson Khairul

Hari Raya Idul Adha sudah di depan mata. Tentu akan banyak kambing dan sapi yang akan dipotong. Sebagai hewan kurban, tentunya. Nah, ini ada kabar terbaru tentang sapi. Sejak Minggu (05/07/2020) kemarin, mulai berlaku Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/ IA-CEPA).

Dengan perjanjian itu, Australia bisa mengekspor 575.000 sapi hidup ke Indonesia, dengan bebas bea masuk. Secara nasional, jumlah sapi di negeri ini sangat sedikit. Dari penelusuran saya, pemerintah sudah berkali-kali membuat program target pencapaian swasembada sapi.

Nyatanya, berkali-kali pula gagal. Tidak pernah mencapai target. Pemerintah pernah menetapkan target swasembada daging bisa tercapai tahun 2005, tapi gagal. Kemudian pasang target lagi tahun 2010, juga gagal. Ditarget lagi tahun 2014, gagal lagi.

Tahun 2014, melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab) populasi sapi kita meningkat 16 persen dari tahun 2013, menjadi 12,6 juta ekor. Namun, tahun 2015 sampai tahun 2017, kenaikan populasi sapi hanya 4,7 persen, 3,7 persen, dan 3,7 persen. Bacalah “Peternak nilai pertumbuhan populasi sapi minim” yang dilansir kontan.co.id pada Minggu (11/02/2018) 18:14 WIB.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, total populasi sapi potong, sapi perah, dan kerbau di Indonesia pada tahun 2019 adalah 18.120.831 ekor. Pada Sabtu (25/04/2019), Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pengolahan Makanan dan Industri Peternakan, Juan Permata Adoe, menyebut, kebutuhan daging dalam negeri akan terpenuhi, jika kita memotong 500-1.000 ekor sapi per hari.

Untuk bisa demikian, populasi sapi kita mestinya di kisaran 30-50 juta ekor. Saat ini, sapi kita baru sekitar 11 juta ekor, dengan penyembelihan sekitar 50-100 ekor per hari. Artinya, ya masih jauh banget dari kebutuhan nasional. Boleh jadi, untuk memenuhi kebutuhan itulah, makanya pemerintah membebaskan bea masuk 575.000 sapi hidup dari Australia ke Indonesia.

Mengingat luasnya wilayah Indonesia, sedih ya, betapa sedikitnya sapi di negeri ini. Betapa sangat tergantungnya kita kepada negara asing. Padahal, untuk menernakkan sapi kan tidak butuh teknologi setara membuat pesawat jet tempur. Di tengah masa sulit karena wabah virus corona, jadi sangat sedih membaca “Tahun ini Indonesia Impor Daging Sapi Lagi” yang dilansir Kompas.com pada Kamis (30/01/2020) 19:10 WIB.

Tahu gak, yang bakal diimpor itu 300.000 ton daging sapi, setara 1,3 juta ekor sampai dengan 1,7 juta ekor sapi. Sekadar bernostalgia, di Sumatera Barat, ada Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Padang Mengatas. Ini didirikan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1916. Pada masa itu, Padang Mengatas merupakan peternakan terbesar se-Asia Tenggara.

Isson Khairul
Persatuan Penulis Indonesia

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles