Sunday, January 19, 2025

Ketersediaan Pangan Dijamin Aman dan Harga Bisa Dikendalikan Pemerintah.

Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pasokan pangan pokok selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) terutama bulan Ramadhan dan Iedul Fitri 1440 H mencukupi. Kepastian tersebut diungkapkan oleh Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi.

Regenerasi Pertanian Kunci Kelangsungan Pasokan Pangan Program Unggulan Tekan Inflasi dan Stabilkan Harga Pangan
Menjaga Ketahanan Pangan dengan Diversifikasi Pangan Lokal.

Dia memastikan, 12 komoditas bahan pokok yang dipastikan tersedia seperti beras, jagung, kedelai minyak goreng, gula pasir, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi dan kerbau, daging ayam ras, dan telur ayam.

“Kita sudah cek, kondisi ketersediaan pangan pokok kita aman, baik untuk bulan puasa dan hari raya Idul Fitri,” kata Agung dalam acara bertajuk Pengendalian Harga Pangan di Gedung Serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Senin (13/05).

Dia menjelaskan, jelang Ramadhan dan Lebaran terdapat permintaan konsumsi yang meningkat sebesar 10-20 persen. Hal itu diantisipasi, kata dia, salah satunya dengan menyiapkan dan menanam 3-4 bulan produksi jelang panen dalam mengantisipasi puasa dan lebaran.

Agung menerangkan, pemerintah memiliki pengalaman yang baik dalam menjaga inflasi jelang Lebaran terutama untuk tiga tahun terakhir, di mana permintaan yang meningkat tidak mengakibatkan lonjakan harga seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada Juni 2018, inflasi mampu dijaga cukup rendah yakni 0,59 persen.

“Beberapa komoditas seperti telur ayam ras, beras, bawang putih, dan cabai merah bahkan memberikan andil deflasi,” kata dia.

Adapun mengenai isu beberapa harga komoditas yang sempat mengalami gejolak, Kementan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menstabilkan harga dengan melaksanakan operasi pasar (OP). Harga bawang putih saat ini, kata dia, berangsur kembali ke harga normal setelah sebelumnya mencapai Rp 70 ribu per kilogram (kg), begitu juga dengan cabai merah.

Agung menjelaskan, saat ini 90 persen kebutuhan bawang putih memang masih berasal dari impor sehingga harga sangat terkait dengan pasokan dari luar. Akan tetapi, dia mengatakan, Kementan sudah melakukan sejumlah langkah untuk menghilangkan ketergantungan tersebut dengan mewajibkan para importir untuk menanam lima persen dari kuota impor yang diberikan.

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles