SKALAEKONOMI.COM.JAKARTA. Timun suri hidangan minuman favorit saat berbuka puasa.
Buah timun suri selain warnanya menarik harumnya yang khas, bertekstur lembut dan rasanya yang lezat.
Apalagi ditambahkan sirop dan es batu. Nikmat rasanya dahaga pun sirna. Bagi beberapa orang timun suri menjadi hidangan buka puasa utama sebagai miniman penyegar berbuka puasa.
Maka tidak heran bila timun suri diburu masyarakat banyak ketika bulan ramadhan, seperti saat ini.
Meskipun harganya bervariasi antara Rp10 ribu hingga Rp25 ribu per buah, permintaan terhadap buah ini tetap tinggi.
Para pedagang pun memanfaatkan momen ini dengan menyediakan stok dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin menikmati kesegaran timun suri setelah seharian berpuasa.
Selain menyegarkan, timun suri juga memiliki banyak manfaat kesehatan.
Kandungan kalium yang cukup tinggi di dalamnya membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh, sehingga tubuh tetap segar meski berpuasa seharian.
Selain itu, timun suri juga dipercaya bermanfaat untuk kesehatan gigi, menjadikannya pilihan tepat sebagai menu berbuka yang tak hanya lezat tetapi juga menyehatkan.
Dilihat dari aspek kesehatan tubuh, timun suri mengandung beragam nutrisi penting. Di antaranya kalium, kalsium, fosfor, vitamin c, dan senyawa flavonoid, serta saponin yang baik bagi tubuh.
Menariknya, meskipun identik sebagai buah musiman ramadhan, timun suri sebenarnya bukan tanaman musiman karena tanaman ini dapat ditanam kapan saja.
Daerah penghasil timun suri di kawasan Jabodetabek dan Banten ada di Bekasi, Depok, dan Lebak, Rangkasbitung.
Tingginya permintaan terhadap timun suri, membawa keuntungan untuk Farida (35) seorang petani timun suri di wilayah Kecamatan Tambun Utara.
“Alhamdullilah selama Ramadhan permintaan buah timun suri meningkat karena masyarakat di sini kebanyakan cari timun suri untuk menjadi teman saat berbuka puasa,” ujar Farida.
Farida yang sudah berjualan timun suri selama 15 tahun itu mengatakan, pada Ramadhan tahun ini harga timun suri melambung tinggi mencapai Rp15.000 sampai Rp25.000 tergantung besar ukuran timun suri.
“Biasanya kalau harganya mahal itu karena buahnya sedikit, karena beberapa bulan yang lalu panennya telat gara-gara banjir,” lanjutnya.
Farida mengatakan, jika tidak gagal panen, biasanya ia mendapatkan 7-8 kwintal timun suri dari satu petak sawah yang ditanami.
Namun kali ini ia hanya mendapatkan 20 kg saat panen kemarin. Meskipun harga timun suri melangit, masih banyak masyarakat yang mencari timun suri untuk hidangan buka puasa.
“Selama Ramadhan ini penjualan timun suri cukup ramai, biasanya omset yang saya dapat 4-5 Juta per minggu” tambahnya. (D/*)