Thursday, November 7, 2024

Septian Dwi Cahyo : Ekspresi Dianggap Sepi Tapi Kaya imajinasi

Di tengah berkilaunya dunia seni dan panggung Indonesia, seni pantomime kerap berekpresi dengan sambutan yang sepi.”Tapi kita harus tetap berupaya dengan dengan terus berkreatifitas dan memperkaya imajnasi,”begitu kata Septian Dwi Cahyo—boleh dibilang satu-satunya pantomim ternama di Tanah Air.

Ditemui usai pementasan pantomim yang diberi tema Juang, Ketika Kaki dan Tangan Bicara. Pementasan yang diselenggarakan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, TIM, Jakarta Pusat, selama tiga hari 2-4 Agustus menurut Tian, sapaan akrabnya mendapat sambutan yang cukup lumayan, Penonton selalu penuh dan antusias dalam menyaksikan pertunjukkan pantomime yang diproduksi SDC Studio itu.

“Memang pantomim tidak bisa disamakan dengan seni atau hiburan lainnya. Tidak seramai dunai film atau musik. Tapi, saya harus terus kreatifitas meski sepi harus ramai dengan imajnasi. Dan, saya selalu punya enerji untuk itu,”kata Tian yang sudah 40 tahun mengenal pantomime. Perjalanan 40 tahun itu dia jadikan sub tema dalam pentas kali ini.

Tian mengingat kembali ke masa lalu di tempat yang sama di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, pada tahun 1979, kala usianya 10 tahun, Tian mengenal Pantomim.”Keluarga dan ibu saya sebagai penyemangat untuk saya terus berkarya dan berkarir di seni pantomim. Saya juga punya keyakinan pada saatnya seni pantomime akan ramai disukai masyarakat,”ujar Tian, yang mendambakan tampil bersama teman-teman lainnya yang berkegiatan seni pantomime.

Pada pentas Juang, Ketika Tangan Kaki Bicara, dijadikan oleh Tian sebagai 40 tahun di seni pantomime dan usianya menginjak 50 tahun. Pertunjukan sore itu Tian membagi beberapa tema di antaranya Dating, menggambarkan masa-masa remaja, Pahlawan tentang peperangan, Help Me mengenai lingkungan hidup, Help Me dan hidup Itu.

Pertunjukkan yang special itu Tian sangat sempurna mengekspresikan cerita lewat wajah, tangan dan kaki. Penonton merasa terhibur ada tawa ada juga di sela rasa melankolik. Khususnya ketika lagu karya seniman Taufik Ismail Ketika Kaki dan Tangan Bicara yang dipopulerkan Chrisye berkumandang mengiringi gerak dan ekspresi Tian mengkisahkan lika-liku kehidupan yang dilaluinya.

“Saya mendapatkan ide untuk menampilkan Ketika Kaki Tangan Bicara, pada saat Idul Fitri yang lalu. Pada suasana relijius itu, dan memasuki usia 50 tahun. Saya terbayang perjalanan hidup saya. Dan kemudian mendengar lagu ini, tercetuslah ide untuk menampilkan karya dalam pantomime,”ungkap Tian.

Pertunjukkan pantomime Juang Kaki Tangan Bicara menampilkan beberapa bintang tamu sebagai di antaranya Reza Rahasia, Ali dan bintang tamu Naoki Nagai, pantomime asal Jepang.

Didang Pradjasasmita

Must Read

spot_imgspot_img

Related Articles