JAKARTA – Pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema KUR sebagai strategi andalan agar mencapai target KUR Produksi sebesar 60 persen pada 2019.
Demikian disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk “Terobosan Baru KUR”, bertempat di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
“Pemerintah hadir untuk membantu masyarakat kecil yang tidak mampu. Sehingga pemerintah hadir lewat penyediaan KUR dengan bunga murah yakni 7 persen,” katanya.
Seiring semangat itu, Iskandar mengatakan, pemerintah pun melakukan sejumlah terobosan lain demi membuka akses perbankan bagi kelompok usaha, khususnya mikro, yang lebih luas. Yakni, sambung dia, tapi dengan penciptakan skema-skema baru.
“Mendorong KUR produksi lewat skema KUR Khusus. Di antaranya KUR Khusus Pertanian, Perikanan, Peternakan, Pariwisata, dan Pensiun,” katanya.
Lantas bagaimana agar penyalurkan KUR produksi yang bernilai 60 persen dari total Rp140 triliun bisa terserap, Iskandar mengatakan, strategi yang bisa dlakukan adalah dengan melakukan penjaringan per kelompok.
“Walaupun tetap saja perjanjian kreditnya dilakukan secara individual, penyalurannya bisa dilakukan secara per kelompok, katanya.
Pada kesempatan itu, Executive Vice President Bisnis Kecil dan Kemitraan BRI Hari Purnomo juga mengungkapkan bahwa bagi pihaknya target KUR Produksi sebesar 60 persen dari total alokasi dana KUR Rp140 triliun, yang mana 80 persen di antaranya ada di BRI, bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Pasalnya ada sejumlah hal, sambung dia, yang memupus kekhawatiran tersebut.
Pertama, menurut Hari, sudah terpetakannya sektor produksi. Sehingga, sambung dia, yang akan yang digarap yang sudah pasti ada offtaker-nya.
Kedua, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penyaluran dilakukan berdasarkan kelompok. Dimana hal itu, kata dia, bisa melalui KUD atau lainnya.
Hal ketiga, Hari mengatakan, adalah sudah adanya terobosan BRISPOT. Dimana, sambung dia, dari situ prospek penerima kredit potensial bisa di-inject langsung. “Di sini termasuk profil risiko sudah dipetakan, melalui mitigasi berdasarkan wilayah yang terbaik,” katanya.
Itu pulalah sebabnya, Hari menegaskan, terkait penyaluran KUR Produksi, persoalan NPL tidak lagi menjadi isu yag mengerikan.
Turut hadir pula sebagai narasumber dalam FMB 9 kali ini Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Yuana Setyowati. Kegiatan FMB 9 juga bisa diikuti secara langsung di www.fmb9.id, FMB9ID (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook), dan FMB9ID (Youtube). (jpp)